Mereka teriakkan merdeka di atas bebatuan
Batu pun bosan dengarkan
percikan gema arogansi terpancar di muka bumi
Kemana angin berhembus, ke situ
mereka pergi seperti debu tak daya
tak guna mencari
jalan untuk selamat dari jerih
Sekali lagi mereka teriakkan merdeka
namun kini tak lagi di atas bebatuan
karena batu sudah bosan dengarkan
celotehan anak ingusan
yang belum panjang berfikir....namun panjang lidah
Genting pun tetap mereka jadikan pijakan
Semula mereka ingin teriakkan kembali merdeka
rupanya negara setan tak peduli
akan senyum tawa canda dan bahagia siapa-siapa
Lalu apa peduli mereka pada yang teriak 'merdeka'?
Sepasang Iblis bergumam di balik tirai merdeka
'Sayang, aku takkan pernah hentikan mereka', katanya
Áku tahu, kau telah manfaatkan mereka', sanggah yang satunya
Penulis buku sabdakan fikirannya ke nusantara
Ia katakan, 'Kalian telah merangkak di jalan Iblis
menuju neraka yang telah kutatap sebelum ku pandang.'
Tak ada peduli
Tak ada bakti
Yang ada hanya filosofi
penuh kepalsuan
karena lidah-lidah manusia hari ini
tak pernah selamat dari dusta
No comments:
Post a Comment